Jumat, 25 Mei 2012

Sejarah menjadi Pasoepati

Awal mula saya suka menonton sepak bola sekitar 12 tahun yang lalu. Saya saat itu sedang duduk di kelas 4 Sekolah Dasar. Sebelumnya saya hanya mendengar cerita dari teman-teman dan tetangga tentang betapa serunya menonton tim kebanggaan kota Solo saat itu, Pelita Solo. Dari sanalah saya mulai penasaran dan ingin datang ke stadion secara langsung. Beruntungnya saya karena mempunyai Ayah seorang pecinta bola. Suatu hari saya diajak Ayah untuk menonton sepak bola secara langsung ke stadion. Saya berangkat bertiga bersama kakak dan ayah. 

Stadion Manahan Solo

Kami berangkat bersama saat itu naik bus ''Wahyu Mulyo'' dan turun di bangjo Manahan. Setelah turun, kami berjalan menuju ke Stadion Manahan yang berjarak cukup dekat. Saat itu masih banyak penonton yang berjalan kaki, naik bus, menumpang truk, dll. Belum seperti sekarang yang banyak menggunakan kendaraan pribadi terutama motor. Sampai akhirnya saya tiba di stadion megah yang bernama Stadion Manahan Solo. Banyak sekali orang-orang berbaju dan beratribut serba merah yang berkumpul menjadi satu di stadion. Sekitar pukul 14.30 WIB kami membeli tiket dan mulai masuk ke dalam stadion. Dan apa yang terjadi? Wow!! Stadion sudah sangat penuh dan tidak ada tempat tersisa buat kami. Saat itu  Pelita Solo menjamu PSM Makassar yang terkenal sangat hebat. Dengan perasaan agak kecewa kami memutuskan untuk pulang. Sudah beli tiket,capek-capek, namun keinginan saya untuk menonton Pelita Solo harus ditunda dulu.

Di lain hari saya diajak Ayah lagi untuk menonton pertandingan Pelita Solo. Kali ini kami berangkat lebih awal,karena takut tidak dapat tempat lagi. Seperti kemarin, kami naik bus dan turun di bangjo Manahan. Walaupun sudah datang lebih awal, saat itu stadion ternyata sudah penuh dan hanya ada sisa di tribun VIP. Daripada kecewa lagi Ayah membeli tiket di tribun VIP. Dan untuk pertama kalinya saya menyaksikan atmosfir yang sangat luar biasa.
Merinding rasanya, stadion penuh sesak oleh para penonton. Rasa takut bercampur rasa senang saat itu, saya takut apabila terjadi kerusuhan. Namun rasa takut itu tertutupi dengan pemandangan di depan mata saya. Stadion megah dengan rumput yang hijau menambah pemandangan yang luar biasa. Saya seperti tidak bisa berkata apa-apa, ternyata yang mereka ceritakan itu benar. Oh ini yang dinamakan Pasukan Soeporter Pelita Sejati (Pasoepati). Mereka bernyanyi, menari dengan lantang dihiasi bendera-bendera yang sangat banyak. Satu kata yang bisa saya ungkapkan saat itu, Luaaaar Biasa!! 

Antusias penonton saat itu melebihi batas kapasitas stadion manahan. Sekitar 30-35 ribu penonton hadir pada saat itu. Bahkan banyak juga yang sampai menonton dibawah, hanya berjarak sekitar 1 meter dari lapangan. Ternyata saat itu Pelita Solo menghadapi PSIS Semarang. Apapun hasilnya Pelita Solo tetap lolos ke delapan besar dan akan bermain di Jakarta. Pantas saja penonton bisa sebanyak dan segila itu. Di VIP sebelah kiri terdapat juga supporter tamu dari Semarang yang saat itu bernama ''Mahesa Jenar''. Pertandingan sangat menarik dan berlangsung keras, karena kabarnya kalau kalah, PSIS akan terdegradasi. 

Namun, Pelita Solo juga tidak mau kalah begitu saja dihadapan puluhan ribu pendukungnya. Tensi panas pertandingan merambat ke penonton, saling ejek pun mulai terjadi. Dan hal yang paling saya takutkan terjadi, para penonton mulai saling lempar. Kerusuhan mulai menjalar hingga luar stadion. Suasana sangat kacau saat itu, suara tembakan,mercon, pembakaran mobil , membuat saya ketakutan. Akhirnya saya diajak pulang oleh Ayah, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Suasana pertandingan Pelita Solo vs PSIS

Sampai dirumah saya masih agak takut, tapi ketakutan itu masih kalah dengan rasa senang yang luar biasa. Walaupun pertama kali menonton dan langsung disuguhi kerusuhan supporter, tapi saya justru ingin menonton lagi. Dan sampai sekarang pun saya masih suka dan cinta terhadap tim dari kota Solo, mulai dari Pelita Solo, Persijatim Solo Fc, Persis Solo, Solo FC dan sekarang Persis Solo 1923. Itulah awal mula saya suka menonton dan mencintai sepak bola Solo. Dan cerita mengenai atraktif dan kreatifnya supporter asal Solo, Pasoepati terus mengalir hingga saat ini. Sekarang saya telah menjadi bagian dari mereka (Pasoepati-red). Banyak suka duka menjadi seorang Pasoepati, dan cerita-cerita itu mungkin juga akan saya share lewat blog ini.
Thanks.
:)

0 komentar:

Posting Komentar